UNSUR KEBUDAYAAN (MATERIAL)
1.
Sistem kepercayaan atau Agama
Tradisi malam Jumat
Kliwon atau yang lebih dikenal dengan sebutan Kliwonan berkaitan dengan cerita
rakyat atau legenda dari daerah setempat yaitu Kabupaten Batang. Pada mulanya
tradisi ini diadakan dengan maksud untuk mengenang jasa leluhur dan nenek
moyang Batang yang dulunya telahmembangun
daerah Batang. Tradisi Kliwonan yang dulunya digunakan untuk ajang melakukan
ritual-ritual sederhana kemudian berkembang seperti sekarangini. Kliwonan di
daerah Batang mengalami perubahan dari bentuk dan fungsi yang secara
sesungguhnya.
Pada awalnya Tradisi
Kliwonan merupakan sarana atau tempat pengobatan bagi orang sakit. Seiring
dengan perkembangan masyarakat yang mencakup multi dimensi, tradisi Kliwonan
mengalami perubahan fungsi menjadi sebuah pasar yang sering disebut dengan
pasar kliwonan. Tradisi kliwonan ini diselenggarakan di alun-alun Kota Batang
setiap 35 hari sekali atau disebut selapan dina menurut perhitungan Jawa
tepatnya pada malam Jumat Kliwon.
2.
Sistem Kemasyarakatan atau organisasi
sosial
Upacara Tedhak Siti yang dilaksanakan oleh
masyarakat Jawa ini ada dua versi. Pertama,
upacara Tedhak Siti yang dilaksanakan dengan ritual lengkap, biasanya
dilaksanakan di daerah keraton maupun daerah-daerah yang berada di sekeliling
keraton. Karena keraton merupakan sumber dan pusat bahasa, kebudayaan, dan
hal-hal lain yang berkaitan dengan ke-Jawa-an. Upacara yang demikian
membutuhkan biaya yang cukup besar karena banyaknya ubarampe yang digunakan. Kedua, upacara Tedhak Siti yang
dilaksanakan dengan sederhana, biasanya dilaksanakan di daerah-daerah yang jauh
dari keraton selaku sumber kebudayaan. Upacara dengan model yang kedua ini
lebih sederhana, sehingga biaya yang dibutuhkan tidak begitu besar. Meskipun
demikian, pada dasarnya esensi keduanya sama, dan semuanya juga termasuk
kebudayaan Jawa. Dalam tulisan ini, akan lebih condong pada pelaksanaan upacara
Tedhak Siti secara sederhana. Hal tersebut karena objek penelitian kelompok
kami adalah upacara Tedhak Siti yang dilaksanakan di daerah Pekalongan, dan
daerah tersebut jauh dari sumber kebudayaan.
3.
Sistem pengetahuan
-
Masyarakat Jawa mempercayai apabila ada
ayam jago berkokok pada tengah malam, itu menandakan bahwa ada perempuan yang
sedang hamil muda akan tetapi perempuan tersebut belum menikah.
-
Selain itu, masyarakat Jawa juga
mempercayai apabia anak perempuan di tengah maka ketane bakal mbalek artinya jika ada seseorang yang akan melamar
perempuan tadi batal.
-
Apabila perempuan makan di mangkuk maka
jauh dari jodoh
4. Bahasa
Masyarakat
Jawa dalam bertutur kata mengenal adanya unggah-ungguh yaitu ngoko dan krama.
Ngoko dibagi menjadi dua yaitu ngoko lugu dan ngoko alus, sedangkan krama
dibagi menjadi dua yaitu krama lugu dan krama alus.
a. Ngoko digunakan:
1. Untuk
berkomunikaasi dengan orang yang berkedudukan / statusnya lebih rendah.
Misalnya: antara guru dengan murid, orang tua dengan anak, atau antara orang
yang sudah akrab.
2. Berkomunikasi
yang sifatnya umum. Misalnya: pengumuman, iklan, menawarkan barang, dan juga
dapat digunakan dalam penulisan surat kabar
b. Krama
digunakan:
1. Untuk
berkomunikasi dengan orang yang berkedudukan / statusnya lebih tinggi.
Misalnya: antara murid dengan guru, anak kepada orang tua.
2. Untuk
pembawa acara dalam acara resmi. Misalnya: pernikahan, khitanan, kematian, dan
pengajian.
5.
Kesenian
Gamelan Jawa merupakan
seperangkat instrumen sebagai pernyataan musikal yang sering disebut dengan
istilah karawitan. Karawitan berasal dari bahasa Jawa rawit yang berarti rumit,
berbelit-belit, tetapi rawit juga berarti halus, cantik, berliku-liku dan enak.
Kata Jawa karawitan khususnya dipakai untuk mengacu kepada musik gamelan, musik
Indonesia yang bersistem nada non diatonis (dalam laras slendro dan pelog) yang
garapan-garapannya menggunakan sistem notasi, warna suara, ritme, memiliki
fungsi, pathet dan aturan garap dalam bentuk sajian instrumentalia, vokalia dan
campuran yang indah didengar.
6.
Sistem mata pencaharian hidup
Dulunya
malam Jumat Kliwon digunakan untuk pengobatan/penyembuhan bagi masyarakat yang
terkena guna-guna atau sakit. Seiring berlalunya waktu, maka terjadi pergeseran
fungsi yang cukup drastis. Hal ini dikarenakan masyarakat sudah banyak yang
beralih ke pengobatan yang lebih modern dan semakin banyaknya orang yang
berjualan di malam Jumat Kliwon, sehingga mengganggu kesakralan kegiatan
pengobatan. Sekarang pada malam Jumat Kliwon berlangsung pasar malam yang
menjadi tempat bagi pedagang untuk mencari penghasilan. Adanya tradisi Pasar
Kliwonan yang berlangsung setiap bulan secara tidak langsung telah menimbulkan
dampak bagi upaya pemberdayaan masyarakat. Umumnya dampak yang ditimbulkan
berupa dampak positif yang berupa peningkatan kesejahteraan dan adanya
kesempatan bagi masyarakat untuk memberdayakan dirinya. Kalaupun ada dampak
negatif, itu terjadi hanya saat pelaksanaan Tradisi Pasar Kliwonan berlangsung.
7.
Sistem peralatan hidup atau teknologi
Masyarakat Jawa tengah
dikenal memiliki kepatuhan yang tinggi terhadap adat istiadat. Hal ini juga
mempengaruhi bagaimana kebudayaan jawa tengah ini terus bertahan hingga dikenal
oleh masyarakat luar jawa. Masyarakat luar jawa dapat dengan mudah mengenali karakter
atau budaya orang jawa tengah. Selain dengan bersosialisasi, masyarakat Jawa
tengah juga mudah dikenali dari busana atau pakaian yang dikenakan. Masyarakat
Jawa tengah memang memiliki kekhasan busana. Busana khas dari jawa tengah adala
kebaya. Walaupun kebaya dikenal di berbagai daerah di Indonesia tapi Jawa
Tengah memilki ciri khas kebaya tersendiri.
Kaum perempuan Jawa tengah biasanya memakai
kebaya sebagi pakaian sehari-hari atau pada acara-acara formal seperti
pernikahan, upaca adat dan acara lainnya. Kekhasan kebaya Jawa Tengah adalah
modelnya yang merupakan model kebaya Solo atau keratin Surakarta. Selain itu,
masyarakat jawa tengah juga mengenal dua jenis kebaya yaitu kebaya pendek dan
kebaya panjang. Kebaya pendek biasanya terbuat dari bahan katun polos berwarna
atau brokat yang bisa juga dihiasi dengan bunga sulam. Kebaya ini juga yang
biasa dipakai oleh perempuan jawa tengah sebagai busana sehari-hari. Jenis
kebaya ini juga dikenal sebagai kebaya RA Kartini yang merupakan tokoh
emansipasi perempuan dari jawa tengah yang dikenal di seluruh Indonesia bahkan
sampai ke luar negeri.
Perempuan jawa tengah
biasanya memaki kebaya dengan menambahkan kain berbentuk persegi panjang dengan
warna senada sebagai penyambung kedua sisi kebaya di bagian dada. Dalam memakai
kebaya ini, perempuan jawa tengah melengkapinya dengan kemben sebagai penutup
dada dan kain jarik batik sebagai bawahan serta memakai sanggul atau konde.
Sedangkan kebaya panjang adalah jenis kebaya yang terbuat dari bahan brokat
berwarna gelap seperti hitam dan merah tua, yang dihiasi pita emas di sekitar
baju. Pemakaian kebaya ini juga dilengkapi dengan kain jarik batik berlipat dan
selendang. Kebaya panjang biasa digunakan oleh perempuan jawa tengah pada
acara-acara resmi atau acara adat. Khusus dalam acara pernikahan, kebaya ini
digunakan pengantin dengan dilengkapi aksesoris seperrti tusuk konde emas dan
untaian bunga melati yang dipasang di sanggul pengantin serta sebuah sisir yang
beerbentuk hampir setengah lingkaran yang dipakai di pusat kepala.
Sumber : - kamus bahasa Jawa & Tugas semester 3
Tidak ada komentar:
Posting Komentar