Senin, 05 Januari 2015

Proses Lamaran Adat Jawa

Pernikahan adalah salah satu momen penting dalam hidup semua orang. Tentunya, prosesinya tidak hanya sebatas prosesi pernikahan, melainkan juga terdapat prosesi pra pernikahan, misalnya lamaran.
Tiap daerah, memiliki adat masing-masing dalam penyelenggaraan prosesi tersebut. Tidak terkecuali Jawa yang kental akan budaya dan adat.
Tiap daerah memiliki keunikan masing-masing dalam prosesi pernikahan, termasuk prosesi lamaran. Proses lamaran adat jawa ini pada awalnya merupakan acara pinangan yang memang calon tersebut dijodohkan oleh kedua orang tua.
Terdapat beberapa proses lamaran adat jawa yang biasanya dilakukan. Setidaknya, dibawah ini dijabarkan bagaimana prosesinya:
•     Pada waktu yang telah disetujui, pihak calon mempelai pria datang dengan membawa oleh-oleh yang biasanya berbentuk makanan dari beras ketan.
•     Asal usul pemilihan ketan sebagai oleh-oleh adalah karena sifat ketan yang lengket yang melambangkan harapan agar nantinya kedua belah pihak memiliki hubungan baik dan lengket.
•     Setelah pihak calon mempelai wanita menerima lamaran, kedua pihak merndingkan hari baik untuk diadaan prosesi peningsetan.
Tentunya saat ini variasi lamaran adat jawa sudah beragam karena berkembangnya akulturasi dank arena alasan kefektifan dan perbedaan situasi sekarang dan dahulu. Namun pada intinya prosesinya masih tetap sama.
Setelah acara pinangan tersebut, prosesi selanjutnya ialah peningsetan yang berarti pengikat. Prosesi ini merupakan acara dimana pihak pria memberikan suatu pengikat kepada calon mempelai wanita.
Pengikat tersebut berupa berbagai jenis barang. Pada awal tradisi jawa, peningset yang dipilih adalah terdiri:
•     Jarik atau kain batik
•     Kebaya atau kain kebaya
•     Perhiasan
•     Makanan atau jodang
•     Ayam sepasang yang masih hidup
•     Tukon atau uang imbalan untuk calon mempelai wanita, yang juga digunakan untuk membantu prosesi pernikahan selanjutnya.
Makanan atau yang juga disebut sebagai jodang isinya beraneka macam. Beberapa diantaranya ialah gula dan teh, wajik, jadah, reginang, 1 tangkup pisang jenis raja, berbagai lauk, dan sebagainya.
Tukon yang diberikan oleh pihak mempelai pria biasanya disesuaikan dengan kondisi ekonomi. Saat ini biasanya digunakan untuk membantu terselenggaranya upacara pernikahan nantinya.
Untuk menyambut datangnya pihak calon mempelai pria, biasanya disambut dengan iringan gending Nala-Ganjur. Setelah acara peningsetan, hari baik untuk pernikahan juga dirundingkan.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar